Assalamu'alaikum...

Sabtu, 04 Desember 2010

Mewasdai Formalin dalam Makanan

Formalin adalah disinfektan yang kuat untuk menghancurkan bakteri pembusuk. Dalam pengawetan mayat antau pengawetan hewan, digunakan formalin sebagai zat yang mampu menekan aktivitas bakteri pembusuk sehingga jaringan mayat atau hewan dapat bertahan berbulan-bulan.


Sebenarnya tahu dapat lebih awetapabila direbus dengan cukup, namun perebusan dianggap tidak ekonomis oleh penjual tahu karena akan meningkatkan ongkos produksi. Oleh sebab itu formalin menjadi pilihan untuk meningkatkan keawetan tahu. harga formalin yang relatif murah, yaitu Rp6.000 perliter menyebabkan penggunaan formalin semakin meluas.

Masalah keamanan pangan di tingkat industri rumah tangga memang sudah sangat kronis. Mereka adalah pelaku bisnis yang tidak memerhatikan keselamatan konsumen karena prinsip dagang yang dipegang adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya produksi minimal.

Menjadi tantangan bagi badan POM, apakah akan membiarkan situasi kacau di bidang keamanan pangan ini atau badan POM berani mengambil tindakan tegaskepada industri-industri pangan yang tidak mengindahkan Peraturan Pemerintah.

Masyarakat konsumen telah sejak lama menjadi korban, namun kebanyakan tidak bersuara karena tiadanya bukti fatal tentang dampak negatif mengonsumsi pangan yang mengandung formalin. Bila formalin ini ternyata bersifat akumulatif dalam tubuh, akibat mengomsumsinya secara terus-menerus dengan dosis rendah kiranya baru akan berdampak pada kesehatan seseorang beberapa tahun atau bahkan berpuluh tahun kemudian.

Makanan-makanan yang terbukti secara ilmiah mengandung formalin, yaitu tahu, daging ayam, dan mie basah adalah komoditas pangan yang relatif sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tanpa informasi dari media massa atau hasil-hasil riset perguruan tinggi/lembaga penelitian, masyarakat akan menganggap bahwa makanan yang dikonsumsinya adalah aman. Padahal kenyataanya industri rumah tangga yang terlibat tahu, mie basah, dan daging ayam telah bertahun-tahun menggunakan bahan berbahaya tanpa pernah disadari oleh masyarakat. Benar kiranya kalau masyarakat memang telah menjadi objek penderita karena ketidak tahuan dan tiadanya perlindungan yang cukup dari negara.

Keamanan pangan harus menjadi pertimbangan nomor satu dalam memilih makanan. Makanan yang bergizi tinggipun menjadi tidak berharga kalau ternyata tidak aman dan membahayakan oran yang mengonsumsinya.

4 komentar:

  1. peredaran formalin jg harus diawasi lebih ketat

    BalasHapus
  2. ea bener ty....
    km kesehatan jg to???
    brti harus bener" Qta jg......
    hehhehe

    BalasHapus
  3. trus cranya mengetahui low mkanan tu da formalinya gmn...?

    BalasHapus
  4. Muhammad_kita tidk bisa sepenuhnya memfonis makanan tersebut mengandung formalin atau tidak, kita hanya bisa mewaspadai kalau" ada kanndungan formalin dalam makanan tersebut. Jadi untuk menghindari formalin masuk k tubuh kita yaitu dengan cara pengolahan bahan makanan yang benar. misalnya pada tahu, kita harus merebusnya terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan formalin tersebut.

    BalasHapus